DEPOK – Pemenang lomba Pekan Komunikasi UI 2023 resmi diumumkan pada acara awarding day, Sabtu (13/05/2023). Tim Eunoia (Universitas Negeri Surabaya), Tim Nyamuk Bucin (Petra Christian University), Tim EAA (Universitas Padjajaran), dan Tim Commup (Universitas Pendidikan Indonesia) berhasil meraih poin tertinggi di antara tim lainnya pada babak grand final di kategori perlombaan Journalight, Advertising War, Media Matters dan PR Vaganza pada Pekan Komunikasi UI 2023.
Pelaksanaan babak grand final perlombaan Pekan Komunikasi UI 2023 dilaksanakan di Gedung H, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI (FISIP UI) secara luring. Kegaiatn tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi finalis lomba Pekan Komunikasi UI 2023. “Pengennya sampai Depok itu sudah harus selesai revisi medkit yang dikumpulkan waktu di tahap kedua. Nyatanya, gak bisa. Kita baru selesai itu sampai pengumpulan deadline H-1,” cerita Gesha dari Tim Commup mengenai proses persiapan finalis asal Universitas Pendidikan Indonesia dalam menghadapi grand final lomba kategori PR Vaganza.
Perbedaan kategori menyebabkan hal yang dilombakan pada babak grand final berbeda pula. PR Vaganza sendiri mengusung simulasi press conference sebagai pokok yang dilombakan dalam grand final. Untuk Tim Commup, “kita langsung coba persiapan gladi resik simulasi press conference, pun sampai di tempat lomba kita masih coba latihan-latihan,” tambah Gesha, sang ketua tim, saat menceritakan perjuangan dirinya dan tim di Pekan Komunikasi UI 2023 yang menjadi lomba luring pertama yang diikutinya.
Rintangan serupa namun tak sama turut dirasakan oleh Tim Eunoia dari kategori Journalight. Force majeure yang tidak terduga membuat tim dari Universitas Negeri Surabaya itu harus mengorbankan sedikit dari porsi waktu persiapan grand final mereka. “Device kami terkendala semua, jadi waktu mengerjakan agak mepet,” ungkap Kayla, anggota Tim Eunoia saat diwawancara. Berbeda dari peserta PR Vaganza yang melakukan press conference, peserta Journalight diharuskan menyempurnakan produksi news game pada tahap kedua untuk dipresentasikan pada grand final, di mana news game bergantung pada gawai (device) untuk memproduksinya.
Dari keempat tim pemenang di setiap kategori, selain Tim Commup ada pula Tim EAA dari Media Matters yang baru pertama kali ikut lomba bidang ilmu komunikasi secara luring. Dalam grand final, para finalis Media Matters, termasuk Tim EAA, ditekankan untuk mempresentasikan penelitian tentang media yang telah dijalankan saat tahap 2 perlombaan berlangsung. “Kesulitan kami adalah susah mencari waktu yang pas untuk diskusi laporan penelitian dan presentasinya karena kesibukan anggota masing-masing,” kata Mila, anggota tim EAA asal Universitas Padjajaran, “sampai ada (waktu) di mana dalam seminggu kita fokus dan agak menyingkirkan kegiatan dengan izin ke organisasi, kepanitiaan, dan UKM,” tambahnya saat ditanya terkait solusi yang diputuskan Tim EAA.
Finalis kategori terakhir, Advertising War, turut melakukan presentasi untuk babak grand final. Namun, bukan presentasi hasil penelitian seperti pada kategori Media Matters, melainkan presentasi pembuatan desain merek (branding design). Pada kategori ini, Tim Nyamuk Bucin jadi pemenang mengungguli kedua tim lain yang berasal dari universitas yang sama, Petra Christian University. Persiapan mereka standar seperti dengan tim lainnya dengan memperbanyak latihan presentasi. Tetapi, ada satu aspek tambahan, “kami memikirkan juga jawaban-jawaban dari pertanyaan yang mungkin keluar dari juri,” jelas Michelle, anggota Tim Nyamuk Bucin, saat diwawancarai tentang persiapan yang dilakukan untuk menghadapi babak grand final Pekan Komunikasi UI 2023.
Secara umum, keempat tim pemenang merasa senang, bersyukur dan tidak menyangka dapat memenangkan perlombaan Pekan Komunikasi UI 2023. Bagi mereka Pekan Komunikasi UI 2023 jadi acara yang sangat seru dan spesial berkat para anggota panitia yang ramah, seperti yang diuangkapkan Michelle dan teman-teman dari Tim Nyamuk Bucin. “Panitianya juga sangat-sangat informatif,” jawab mereka dengan semangat. Jawaban tim lainnya juga kurang lebih sama. “Kalau boleh jujur experience-nya belum pernah kami dapetin di kegiatan-kegiatan lain sebelumnya yang pernah kami ikutin,” kata Kayla Jasmine. Michelle pun menambahkan, “Gak terlupakan gitu,” katanya mengenai kesan selama mengikuti Pekan Komunikasi UI 2023.
Selain itu, para pemenang juga menyoroti realisasi aspek perlombaan tingkat nasional dari Pekan Komunikasi UI 2023 itu sendiri. Menurut Mila dari Tim EAA, “Terbentuknya relasi antara panitia dan finalis dari berbagai daerah (jadi salah satu manfaat yang kita dapatkan),” jelasnya. Hal ini juga yang membuat Aditya, koordinator lomba Pekan Komunikasi UI 2023, merasa cukup kaget. Baginya, indikator sebuah lomba nasional adalah hadirnya keberagaman daerah dan kelompok di dalam pelaksanaanya. “Secara pede kita sekarang bisa sebut bahwa memang kita (Pekan Komunikasi UI) adalah lomba nasional dengan pesertanya yang memang beragam banget dari (penjuru) Indonesia. (Asal) universitasnya beragam, daerahnya, provinsinya dan bahkan ada dari banyak pulau yang berbeda.”
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari panitia, pelaksanaan Pekan Komunikasi UI luring pertama sejak pandemi ini cukup sesuai dengan yang diinginkan. Aditya mengatakan, “Keseluruhan, kita sudah berhasil untuk membuat program sesuai yang diajukan di awal walau harus dilakukan dengan beberapa perubahan.” Salah satu indikatornya yaitu jumlah peserta yang mendaftar dan ikut perlombaan Pekan Komunikasi UI 2023 sesuai target sejumlah 53 peserta. Menurutnya, meski ke depannya pelaksanaan Pekan Komunikasi UI perlu diimprovisasi lagi, “Kami cukup oke dengan hasilnya. Kita cukup senang dengan tingkat keberagaman pesertanya yang justru di luar ekspektasi dan (terlebih) bisa mengundang teman-teman finalis juga ke Depok,” tutupnya.