DEPOK — Program Studi (Prodi) Sarjana Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI menggelar seminar data analisis berbasis big data. Kehadiran big data dinilai kian penting baik bagi industri maupun dunia akademik.
Seminar yang berlangsung pada, Jumat (4/11/2022) ini mengusung tema “Pemanfaatan Big Data Analytics dalam Menyusun Kampanye Komunikasi yang Tepat dan Tajam.” Kegiatan tersebut menghadirkan dua pembicara, yakni Chief Executive Officer PT Kazee Digital Indonesia I Made Ariya Sanjaya dan Ketua Prodi Sarjana Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI sekaligus pengajar tetap, Whisnu Triwibowo.
Ariya memaparkan data analytics membantu berbagai kalangan, baik dari industri maupun pemerintahan, untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pasalnya, keputusan tidak diambil berdasarkan intuisi semata. Namun, ada data–dalam hal ini big data–yang menjadi basis pengambilan kebijakan.
Pengajar di Institut Teknologi Bandung itu melanjutkan, setidaknya ada empat tahap dalam big data analytics. Pertama, adalah data source collection yaitu mengumpulkan seluruh data dalam sebuah big data. Kedua, data preparation atau mempersiapkan data menjadi siap untuk dianalisis. Ketiga, proses analisis data, dan keempat adalah interpretasi data sesuai kebutuhan.
Lebih lanjut Ariya menjelaskan, tahap pengumpulan data adalah bagian yang paling menantang. Data yang didapat tidak serta-merta dapat digunakan tetapi harus dibersihkan dulu dari noise.
Big Data Dalam Penelitian
Sementara itu, Whisnu Triwibowo berbagi pemanfaatan big data dalam ranah akademik. Ia menjelaskan, model pengumpulan big data juga mempunyai kelemahan. “Mining data ini tidak benar-benar akurat karena ketika orang lain yang melakukannya dengan akun berbeda juga menghasilkan data yang berbeda,” ujar Whisnu dalam paparannya.
Dia menambahkan, perbedaan mendasar antara penggunaan big data analytics untuk tujuan komersial dan tujuan akademis terletak pada langkah awal. Proyek-proyek akademis berangkat dari sebuah hipotesis yang akan diuji ketika melakukan data analytics.
Whisnu menambahkan, penggunaan data juga memiliki etika, terutama dalam ranah akademis. “Sebenarnya kalau melihat data yang sudah terpapar di publik tentu kita dapat membaca secara bebas. Tetapi jika mengacu disiplin keilmuan, untuk keperluan akademis, persetujuan dari pengguna tetap diperlukan yang dapat kita kirim melalui direct message di Twitter ataupun Instagram,” katanya.
Potensi big data yang begitu besar membuat Prodi Sarjana Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI juga mengkaji potensi masuknya data analytics sebagai mata kuliah baru. “Kemungkinan data analytics ini akan masuk ke kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan komunikasi,” ucap Erwin Agustian Panigoro, Sekretaris Program Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP UI, yang juga bertindak selaku moderator pada acara tersebut.
(Fikri Al Ghani)